Tuesday, July 23, 2019

SELALU DEKAT KEPADA ALLAH DENGAN ASMA'UL HUSNA


SELALU DEKAT KEPADA ALLAH DENGAN ASMA'UL HUSNA

A.      Pengertian

Al-Asmā’u al-Ḥusnā terdiri atas dua kata, yaitu Al-asmā yang berarti nama nama, dan Al-Husna yang berarti baik atau indah. Jadi, al-Asmā’u al-Husnā dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. sebagai bukti keagungan-Nya. Kata al-Asmā’u al-Ḥusnā diambil dari ayat al-Qur’ān Q.S. Tāhā/20:8. yang artinya, “Allah Swt. tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki al-Asmā’u al-Ḥusnā (namanama baik).“



B.       Dalil mengenai Al-Asmā’u al-Ḥusnā

       I.            Firman Allah SWT.  dalam Q.S. al-A’rāf/7:180

Artinya: “Dan Allah Swt. memiliki asmā’ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama-Nya yang baik itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. al A’rāf/7:180) 


Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asmā’u al-Ḥusnā merupakan amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut al-Asmā’u al-Ḥusnā sangat dianjurkan menurut ayat tersebut.



    II.            Hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan Imam Bukhari


Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (H.R. Bukhari).

Apakah hanya dengan menghafalkannya seseorang dengan mudah akan masuk ke dalam surga? Jawabnya, tentu saja tidak. Karena menghafalkan al-Asmā’u al-¦usnā harus diiringi juga dengan menjaganya, baik menjaga hafalannya dengan terus-menerus menżikirkannya, maupun menjaganya dengan menghindari perilakuperilaku yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah Swt. dalam alAsmā’u al-¦usnā tersebut.


C.      Memahami makna al-Asmā’u al-Husnā


a.    Al-Karim

Secara bahasa, al-Kar³m mempunyai arti Yang Mahamulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah. Secara istilah, al-Karim diartikan bahwa Allah Swt. Yang Mahamulia lagi Maha Pemurah yang memberi anugerah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya.

Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya:


Artinya: “Hai manusia apakah yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhan Yang Maha Pemurah?” (Q.S. al-Infitār:6).



b.   Al-Mu’min 

Al-Mu’min  secara bahasa berasal dari kata amina yang berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt. al-Mu’m³n  artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya, terutama kepada manusia. Dengan demikian, hati manusia menjadi tenang.

Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini.


Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. al-An’ām/6:82).



c.    Al-Wakil

Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wakil (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu Allah Swt. yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hambanya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai. Firman-Nya dalam al-Qur’ān:


Artinya: “Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Q.S. az-Zumar/39:62)



d.   Al-Matin

Al-Matin artinya Mahakukuh. Allah Swt. adalah Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya. Allah Swt. juga Mahakukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya. Oleh karena itu, sifat al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan demikian, kekukuhan Allah Swt. yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah Swt. memberikan rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya.


Artinya:  “Sungguh Allah Swt., Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.”  (Q.S. aż-Żāriyāt/51:58).



e.    Al-Jāmi’

Al-Jāmi’ secara bahasa artinya Yang Maha Mengumpulkan/ Menghimpun, yaitu bahwa Allah Swt. Maha Mengumpulkan/Menghimpun segala sesuatu yang tersebar atau terserak. Allah Swt. Maha Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya dan di mana pun Allah Swt. berkehendak. Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Allah Swt. berfirman:


Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya”. Sesungguhnya Allah Swt. Tidak menyalahi janji.”(Q.S. Ali Imrān/3:9).



f.     Al-‘Adl

Al-‘Adl artinya Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apa pun dan oleh siapa pun.  Keadilan Allah Swt. juga didasari dengan ilmu Allah Swt. yang Maha Luas. Dengan demikian, tidak mungkin keputusan-Nya itu salah.  Allah Swt. berfirman:


Artinya : “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (al-Qur’ān, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimatkalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-An’ām/6:115).



g.    Al-Ākhir

Al-Ākhir artinya Yang Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun setelah Allah Swt. Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalan-Nya. Adapun kekekalan makhluk-Nya adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan surga, neraka, dan apa yang ada di dalamnya. Surga adalah makhluk yang Allah Swt. ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintah-Nya. Nama ini disebutkan di dalam firman-Nya:


Artinya: “Dialah Yang Awal dan Akhir Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu “. (Q.S. al-Hadid/57:3).



D.      Perilaku yang Mencerminkan Keimanan terhadap Asmaul Husna

Perilaku yang mencerminkan sikap memahami  al-Asmā’u al-Husnā, tergambar dalam aktivitasaktifitas berikut.


        i.            Menjadi orang yang dermawan

Sifat dermawan adalah sifat Allah Swt. al-Kar³m (Maha Pemurah), sehingga sebagai wujud keimanan tersebut, kita harus menjadi orang yang pandai membagi kebahagiaan kepada orang lain baik dalam bentuk harta atau bukan. Wujud kedermawanan tersebut misalnya seperti berikut. 
a. Selalu menyisihkan uang jajan untuk kotak amal setiap hari Jum’at yang diedarkan oleh petugas Rohis. 
b. Membantu teman yang sedang dalam kesulitan. c. Menjamu tamu yang datang ke rumah sesuai dengan kemampuan.


      ii.            Menjadi orang yang jujur dan dapat memberikan rasa aman

Wujud dari meneladani sifat Allah Swt al-Mu’min adalah seperti berikut.

·         a. Menolong teman/orang lain yang sedang dalam bahaya atau ketakutan.

·         b. Menyingkirkan duri, paku, atau benda lain yang ada di jalan yang dapat membahayakan pengguna jalan.

·         c. Membantu orang tua atau anak-anak yang akan menyeberangi jalan raya.

    iii.            Senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt.
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt. al-Wakil dapat berupa hal-hal berikut.

·       a. Menjadi pribadi yang mandiri, melakukan pekerjaan tanpa harus merepotkan orang lain.

·      b. Bekerja/belajar dengan sunguh-sungguh karena Allah Swt. tidak akan mengubah nasib seseorang  apabila orang tersebut tidak mau berusaha.



    iv.            Menjadi pribadi yang kuat dan teguh pendirian

Perwujudan meneladani dari sifat Allah Swt. al-Matin  dapat berupa hal-hal berikut.

·         Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan atau ajakan orang lain untuk melakukan perbuatan tercela.

·         Kuat dan sabar dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang dihadapi.



      v.            Berkarakter pemimpin

·         Pewujudan meneladani sifat Allah Swt. al-Jāmi’, di antaranya seperti berikut.
·         Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih. 
·         Rajin melaksanakan śalat berjama’ah. 
·         Hidup bermasyarakat agar dapat memberikan manfaat kepada orang lain.



    vi.            Berlaku adil

Perwujudan meneladani sifat Allah Swt. al-‘Adl misalnya seperti berikut.

  • · Tidak memihak atau membela orang yang bersalah, meskipun orang tersebut saudara atau teman kita.
  • · Menjaga diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dari kezaliman.



  vii.            Menjadi orang yang bertakwa

Meneladani sifat Allah Swt. al-Ākhir adalah dengan cara seperti berikut.

·         a. Selalu melaksanakan perintah Allah Swt. seperti śalat lima waktu, patuh dan hormat kepada orang tua dan guru, puasa, dan kewajiban lainnya.

·      b. eninggalkan dan menjauhi semua larangan Allah Swt. seperti mencuri, minum-minuman keras, berjudi, pergaulan bebas, melawan orang tua, dan larangan lainnya.



Rangkuman

1. Al-Asmā’u al-Husnā artinya adalah nama-nama yang baik dan indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. sebagai bukti keagungan-Nya. Nama-nama Allah Swt. yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan keagungan-Nya. 


2. Dalam al-Asmā’u al-Husnā terdapat sifat-sifat Allah Swt. yang wajib dipercayai kebenarannya dan dijadikan petunjuk jalan oleh orang yang beriman dalam bersikap dan berperilaku. 


3. Orang yang beriman akan menjadikan tujuh sifat Allah Swt. dalam alAsmā’u al-Husnā sebagai pedoman hidupnya, dengan berperilaku adil, pemaaf, bijaksana, menjadi pemimpin yang baik, selalu berintrospeksi diri, berbuat baik dan berkasih sayang, bertakwa, menjaga kesucian, menjaga keselamatan diri, berusaha menjadi orang yang terpercaya, memberikan rasa aman pada orang lain, suka bersedekah, dan sebagainya. 


4. Al-Karim mempunyai arti Yang Mahamulia, Yang Mahadermawan atau Yang Maha Pemurah. Allah Mahamulia di atas segala-galanya, sehingga apabila seluruh makhluk-Nya tidak ada satu pun yang taat kepada-Nya, tidak akan mengurangi sedikitpun kemuliaan-Nya. 


5. Al-Mu’min dapat dimaknai Allah sebagai Maha Pemberi rasa aman bagi makhluk ciptaan-Nya dari perbuatan §alim. Allah adalah sumber rasa aman dan keamanan dengan menjelaskan sebab-sebabnya.


 6. Al-Wakil mempunyai arti Yang Maha Pemelihara atau Yang Maha Terpercaya. Allah memelihara dan menyelesaikan segala urusan yang diserahkan oleh hamba kepada-Nya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai. 


7. Al-Matin berarti bahwa Allah Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya, tidak akan Allah melemahkan suatu sifat-Nya. Allah juga Mahakukuh dalam kekuatankekuatan-Nya.


8. Al-Jāmi’ berarti Allah Maha Mengumpulkan dan mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Kemampuan Allah SWT tersebut tentu tidak terbatas, sehingga Allah mampu mengumpulkan segala sesuatu, baik yang serupa maupun yang berbeda, yang nyata maupun yang gaib, yang terjangkau oleh manusia maupun yang tidak dapat dijangkau oleh manusia, dan lain sebagainya. 


9. Al-Adl berarti Mahaadil. Keadilan Allah SWT bersifat mutlak, tidak dipengaruhi apa pun dan siapa pun. Allah Mahaadil karena Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Mahasempurna. 


10. Al-Ākhir berarti Zat Yang Mahaakhir. Mahaakhir di sini dapat diartikan bahwa Allah Swt. adalah Zat yang paling kekal. Tidak ada  sesuatu pun setelah-Nya. Tatkala semua makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah Swt. tetap ada dan kekal.



No comments:

Post a Comment

SELALU DEKAT KEPADA ALLAH DENGAN ASMA'UL HUSNA

SELALU DEKAT KEPADA ALLAH DENGAN ASMA'UL HUSNA A.       Pengertian Al-Asmā’u al-Ḥusnā terdiri atas dua kata, yaitu Al-asmā yang ...